ANALISA KEKERASAN PADA PISAU
BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENNING DENGAN MEDIA PENDINGIN
YANG BERBEDA
Peningkatan mutu
produk pisau pemotong dihasilkan dengan cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik dari
bahan
pisau tersebut. Proses
perlakuan panas
yang tepatpadalogamsangatlah bermanfaat
untuk memperbaiki sifat-sifat dari bahan pisau pemotong. Disamping pembuatan pisau pemotong secara
modern melalui industri-industri
besar,
juga
terdapat pembuatan
pisau pemo- tong secara
tradisional
melalui industri rumahan
pande besi. Dalam proses
pembuatan peralatan,industri rumahan pande besi
menggunakan cara pengerasan
hardening dengan
pendinginan benda
kerja yang selalu menggunakan air
sebagai
media
pendingin. Akhir-akhir ini masyarakat banyak yang
beralih ke peralatan yang diprosuksi oleh industri besar.pada proses pembuatan
setelah pemanasan sering terjadi keretakan pada hasil kerjanya hal ini
disebabkan hanya air yang digunakan sebagai media pendingin.
Proses
perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh logam yang keras, lunak, ulet,
meningkatkan mampu mesin, menghilangkan tegangan sisa serta dapat juga untuk
kepentingan manufaktur seperti : menaikkan sifat mechining, mudah dibentuk,
elastis setelah proses cold. Bahkan perlakuan panas juga dapat meningkatkan
performa material. Perlakuan proses panas hardening adalah salah satu proses
untuk mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan benda kerja pada
temperatur yang ditentukan dalam waktu tertentu dan didinginkan secara cepat
dengan media pendingin air, air garam, oli, dan solar yang mempunyai kerapatan
pendingin berbeda. Kekerasan hasil kerja tergantung pada temperatur pemanasan,
lama waktu pemanasan, laju pendinginan, komposisi kimia, kondisi permuhkaan,
ukuran dan berat benda kerja (Mubarok, Fahmi, 2008)
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen untuk
menganalisa nilai kekerasan pada pisau berbahan baja karbon menengah hasil
proses tempa dengan media pendingin yang berbeda. Material yang digunakan pada
pembuatan pisau adalah baja perdaun truk bekas yaitu baja yang
mempunyai
kemampuan pegas tinggi.Untuk baja
jenis ini mempunyai kandungan karbon
sekitar 0,50% sampai
0,65% termasuk
jenis baja 5160. Baja
dari
perdaun tersebut setelah dilaku kan
uji komposisi menggunakan
SEM-
EDAX menunjukkan kandungan karbon
sebesar7,52%w
tatau sama dengan
0,62%C berarti termasuk
baja karbon menengah, dengan paduan
Cr(Kromium) dengan
kadar 1,09%wt
yang menunjukkan baja
paduan rendah
(Low Alloy
Steel). Baja
paduan rendah
merupakan
baja paduan yang
elemen paduannya kurang
dari2,5%wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, Pdan lain-lain.
Spesimen
untuk penelitian
dibuat berbentuk pisau. Jumlah
spesimen
yang digunakan yaitu
4 spesimen yang
didinginkan dengan 4 variasi media pendingin(air sumur,larutang aram,oli,udara)dengan uji 5 titik pada setiap
spesimen.
Tahapan
penelitian
yaitu pembentuk- an
spesimen, proses
penempaan (harden- ing),
pendinginan dengan air,garam,oli,
udara dan dilanjutkan dengan pengujian
kekerasan spesimen.Baja per daun bekas
yang merupakan
baja
karbon menengah dipanaskan kemudian
dipotong dengan
pemotong baja
lalu dibentuk menjadi
model awal pisau. Proses penempaan (hardening), pada tahap ini model awal pisau mulai
ditempa menjadi
bentuk pisau yangs udah jadi.
Selanjutnya pisau yang telah mengalami
proses tempa dicelupkan ke media pendingin air
sumur,air yang ditambahkan
garam
10% danoli. Dan juga ada pisau hasil tempa yang
didinginkan dengan udara.
Setelah
proses pendinginan, kemudian
dilakukan pengujian
kekerasan
terhadap spesimen Datayang didapat
kemudian dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan
dari penelitian
ini. Pengujian
kekerasan bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana tingkat kekerasan
baja ini akibat proses
tempa (hardening).Setelah spesimen
selesai diproses, dibersihkan
kemudian dilakukan pengujian
kekerasan
pada
masing-masing
spesimen
dengan
menggunakan Vickers
Hardness Tester,
dengan beban 100kg.
Rumus mencari kekerasan
Vickers (HV)
dengan
: HV =kekerasan
Vickers
P =gayatekan
L =diagonal
tapak
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Dari Tabel6 diketahui
bahwa nilai kekerasan rata-rata
spesimen denganmedia pendinginair
sumuradalah 652,64HV. Kemudian pada
Tabel 6tampak
bahwa nilai kekerasan rata-rata spesimen
yang menggunakan media
pendingin air garam
yaitu 836,56 HV. Sedangkan pada
Tabel
6 pula dapat diketahui bahwa
nilai kekerasan
rata-
rata spesimen
yang menggunakan
media pendingin oli adalah 600
HV. Selanjutnya
dari tabel 6 diketahui bahwa nilai kekerasan
rata-rata
spesimen yang menggunakan
media pendinginudarayaitu335,44HV.
PEMBAHASAN
Kekerasan Vickers
diperoleh dengan
membagigaya pada
luas
bekas tekanan yang
ber-
bentuk piramida.Dan
dapat
langsung dibaca di monitor mesin MicroVickers (Beumer,1995).
Nilai
rata-rata
kekerasan
pisau menggunakan
media pendingin air
yaitu652,64 HV,menggunakan
media pendingin air garam
836,56 HV, menggunakan oli 600 HV dan yang
menggunakan
udara 335,44 HV. Hal
ini membuktikan bahwa adanya
pengaruh
media pendingin terhadap
hasil kekerasan pisau.
Seperti diketahui bahwa hal yang
sangat mempengaruhi hasil kekerasan
adalah
viskositas (kekentalan) dan densitas(massa
jenis) dari media pendingin yang
digunakan.
Viskositas merupakan tingkat
kekentalan
yang dimiliki suatu
fluida.Semakin tinggi angka
viskositas nya,maka
semakin lambat laju pendinginannya.
Densitas
merupakan
massa jenis yang dimiliki media pendingin (fluida)
1.AirGaram(ρ=1025kg/m3,v=1,01
Pa.s)
Air garam memiliki
viskositas yang rendah
sehingga laju pendinginannya
cepat. Massa
jenisnya juga lebih besar dibandingkan dengan media pendingin lain seperti
air, solar, olidanudara.
2.Air (ρ =998 kg/m3,
v =1,01 Pa.s)
Air
memiliki massa jenis yang
besar tetapi
lebih kecil dari air garam,kekentalannya rendah,sama dengan air
garam,
tetapi laju pendinginannya
lebih lambat dari air
garam.
3.Oli (ρ =981 kg/m3, v =4,02 Pa.s)
Oli memiliki viskositas
atau kekentalan yang
tinggi
dibandingkan media pendi-
ngin lainnya dan massa jenis yang
rendah
sehingga laju pendinginannya
lambat.
4.Udara(ρ=1,2 kg/m3,v =0,00001,75 Pa.s)
Udara memiliki
massa jenis dan viskositas yang
sangat kecil
sehingga laju pendinginannya
sangat
lambat.
PENUTUP
Kesimpulan
Rerata
kekerasan
pisau yang didinginkan
dengan
media pendingin yang berbeda beda
adalah sebagai
berikut.
Air sumur memiliki rerata nilai kekerasan
652,64 HV, air garam memiliki rerata nilai kekerasan
836,56HV,oli memiliki
rerata
nilai
kekerasan 600HV, udara memiliki rerata nilai kekerasan
335,44 HV Adanya perbedaan
hasil
kekerasan dari
pengggunaan media pendingin
yang berbeda
yaitu air
sumur,air garam,oli dan
udara.
Media pendingin oli merupakan
media pendingin yang
paling baik untuk digunakan dalam
pembuatan pisau pemotong karena
menghasilkan tingkat kekerasan yang
tinggi dan
tingkat kegetasan yang rendah
pada
pisau pemotong.
Saran
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan panas
yang
lain pada pisau hasil proses tempa agar didapatkan pisau yang
lebih baik.
Pengujian yang
berbeda
dapat
diterapkan
pada pisau hasil proses tempa agar
didapatkan data-datayang
akurat untuk memperbaiki
kekurangan yang
terdapat pada
pisau hasil tempa.
DAFTARPUSTAKA
Avner. 1987.Introduction
to Physical Metallurgy,2nded.New
York: Mc. Graw HillBook Company,
Azizah, Y.
2012. Pengaruh Kadar Garam Dapur(NaCl)
DalamMediaPendi- ngin Terhadap Tingkat Kekerasan
Pada Proses PengerasanBaja St.60
Beumer.1985.IlmuBahanLogamJilidII.
Jakarta:
Bharata
KaryaAksara
Dieter.1996.MetalurgiMekanik.
Jakarta:
Erlangga
Mubarok,
Fahmi. 2008. Metallurgy I.
LaboratoriumMetalurgi InstitutTek-
nologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Smallman dan Bishop. 1999. Metalurgi
Fisik Modern
dan Rekayasa Material
Streeter.
1992. Fluid Mechanics, McGraw
Hill, New
York
Suherman. 1988. Ilmu Logam III.
Surabaya: Teknik
MesinInstitut Teknologi
Sepuluh
NopemberSurabaya.
Surdia.
Tata. 1985. Teknik Pengecoran
Logam. Jakarta:
PT. PradnyaParamita
Rizal, Taufan. 2005.
Pengaruh Kadar Garam Dapur(NaCl)dalamMedia Pendingin
Terhadap
TingkatKekeras- anPadaProsesPengecoranBajaV-
155
Tidak ada komentar:
Posting Komentar